Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Juli, 2010

Sudah lumayan lama Blog ini tidak terisi postingan baru, semoga postingan kali ini bisa sedikit menambah kecintaan kita terhadap anggrek khususnya Anggrek-anggrek Indonesia. Judul posting saya ambil dari salah satu kata kunci yang pernah di ketik oleh pengunjung blog ini yaitu tentang ” cara menanam Anggrek Hutan”.

Bicara tentang menanam anggrek hutan dalam hal ini Anggrek Spesies, sebenarnya tidaklah susah. Hal-hal utama yang antara lain perlu kita ketahui sebelum menanam anggrek spesies di halaman rumah atau taman adalah cara hidup anggrek tersebut. Anggrek berdasarkan habitat atau tempat hidupnya dibedakan menjadi 4 yaitu Epifit, teresterial, litofit dan saprofit. Sebenarnya masih ada satu kelompok anggrek lagi yaitu “semi” epifit atau teresterial. Setelah mengetahui habitat atau cara hidup tumbuhan anggrek, hal lainnya yang harus kita perhatikan adalah pencahayaan. Bagaimana tipe anggrek yang akan kita tanam, apakah menyukai pencahayaan penuh, sedang atau malah intensitas cahaya yang rendah. Faktor pencahayaan tidak hanya penting untuk pertumbuhan anggrek tetapi juga pembungaan. Kekurangan cahaya dapat menyebabkan anggrek mudah terserang penyakit, lemas dan berdaun nampak hijau tua. Sebaliknya intensitas cahaya yang terlalu kuat dapat menyebabkan anggrek mengalami dehidrasi, yang di tandai dengan daun layu dan menampakan gejala terbakar, pertumbuhan batang pendek/kerdil, akar anggrek lebih banyak.

Selanjutnya barulah menentukan media tanam, dengan mengetahui habitat/cara hidupnya kita tinggal pilih media yang akan di gunakan. Untuk menanam anggrek epifit bisa menggunakan lempeng pakis, sabut kelapa atau langsung di tempel di pohon. Sedangkan anggrek tanah bisa menggunakan kompos dan atau tanah pupuk yang tidak terlalu padat. Sedangkan anggrek Litofit juga bisa menggunakan media pakis atau batang pohon, tembol, atau pecahan bata/genteng. Untuk anggrek Saproit bisa menggunakan media kompos.

Nah, mudah kan !, sekarang tinggal merawat anggrek anda. Jangan lupa untuk menyiram dan menjaga kelembaban media anggrek, jangan sampai terlalu kering tetapi jangan juga terlalu basah, sesekali dapat dilakukan pemupukan, jika di tanam di dalam pot jangan lupa juga untuk repoting jika akar anggrek sudah terlihat jenuh…. Selamat bertanam Anggrek !

Read Full Post »

Salah satu keajaiban dunia tumbuhan ada pada anggrek, anggrek dapat tumbuh tanpa media benarkah ?. Sebagian berpendapat anggrek memang bisa tumbuh tanpa media meskipun pertumbuhannya tak sebaik yang menggunakan media. Pendapat ini tidaklah salah karena persepsinya media yang dimaksud adalah air dan tanah, kerikil, atau benda lainnya yang wujudnya bisa dilihat. Namun pendapat ini tentu tidak bisa diterima oleh mereka yang beranggapan bahwa sebenarnya udara pun termasuk media. Karena udara juga mengandung air, debu, dan partikel lainnya yang seringkali juga mengandung unsur hara. Tren sistem bertanam secara Aeroponics adalah metode  bertanam tanpa menggunakan tanah dan air secara langsung melainkan air di semprotkan dalam bentuk mist (kabut/embun). Secara logika anggrek yang ditanam tanpa “media” sebenarnya menggunakan prinsip ini, hanya saja mist (kabut/embun) di dapat dari alam secara langsung atau dari sprayer jika anggrek tersebut sengaja dipelihara. Kemampuan anggrek hidup tanpa media ini di dukung oleh akar udaranya yang memiliki lapisan velamen sehingga dapat menyerap uap air di udara seperti sebuah spons yang menyerap air. Oleh karena itulah anggrek (khususnya epifit)  yang di tempatkan di tempat terbuka akan membentuk lebih banyak akar agar kebutuhan airnya bisa terpenuhi. Bebrapa anggrek yang bisa hidup tanpa di tanam langsung di media ini antara lain Aerides, vanda, dan beberapa jenis aggrek lainnya. (mj)

Read Full Post »

Banyak yang bilang merawat anggrek memerlukan cinta artinya, tanpa kecintaan terhadap anggrek maka hanya akan membuat anggrek-anggrek koleksi kita merana. Tentunya  kita masih ingat pepatah ” tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta” , bergitulah anggrek. Jika tak kenal, rasanya akan sulit untuk mencintai dan akan sulit pula untuk merawat anggrek dengan sentuhan hati. Oleh karenanya mengenal anggrek adalah salah satu upaya agar kita bisa lebih mencintai anggrek koleksi kita.

Seperti kita ketahui.. anggrek (Anggrek spesies) berdasarkan habitatnya dibedakan menjadi Anggrek Teresterial (anggrek tanah), anggrek ini tumbuh di tanah bisa di tanam di dalam pot maupun di pekarangan rumah misalnya anggrek tanah (Spatoglottis plicata), anggrek  kalajengking (Arachnis flos-aeris), dll. Anggrek Epifit (anggrek yang menumpang pada pohon), hidupnya menempel di pepohonan di hutan baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, jika ingin memelihara anggrek ini bisa di tanam langsung dengan menempelkannya di pepohonan di sekitar rumah, menempelkannya pada pakis atau  ditanam di dalam pot dengan media yang cocok (misalnya sabut, arang, cacahan pakis) contoh anggrek ini misalnya Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis), Dendrobium cinerium, Bulbophyllum beacarii dll, Anggrek Litofit (anggrek yang hidup pada batu ) umumnya anggrek ini tahan terhadap sinar matahari langsung jadi jika ingin memeliharanya harus memperhatikan faktor cahayanya, bisa di tanam di media pengganti seperti pakis atau arang. Anggrek Saprofit (anggrek yang hidup dari sisa dedaunan atau ranting yang lapuk), anggrek ini hampir  sama cara hidupnya dengan anggrek tanah, hanya saja substratnya biasanya berupa humus atau sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati.

Sebenarnya masih ada kelompok tumbuhan lain yaitu semi teresterial/semi epifit, ini berlaku pada beberapa jenis anggrek yang bisa menyesuaikan diri hidup baik di pepohonan sebagai epifit maupun di tanah (teresterial), misalnya pada anggrek tebu (Gramatophyllum speciosum)

Mudahan-mudahan sedikit informasi ini bisa  membantu para hobies untuk menempatkan tanaman anggreknya pada media yang tepat dan bisa merawatnya dengan sentuhan hati. (mj)

Read Full Post »

Bunga seringkali di identikan dengan perempuan, kecantikan, keelokan, serta kemampuannya “menyihir” sang kumbang untuk  jatuh hati tidak bisa di pungkiri. Fenomena ini berlaku pula untuk bunga anggrek, flora yang bagi sebagian kalangan di anggap sebagai ratunya bunga ini memiliki daya tarik khas, yang pastinya bukan hanya kumbang yang di buatnya terpikat, tapi juga makhluk yang disebut “manusia”.

Seiring perkembangan jaman, anggapan bunga identik dengan perempuan mulai sedikit bergeser. Jika dulu ada laki-laki yang senang akan bunga di anggap aneh, sekarang tidak lagi. Bunga (khususnya anggrek) sekarang tidak hanya bergelut dengan perempuan tapi juga kaum adam. Bahkan beberapa nursery yang menjual anggrek, pemilik atau penjualnya adalah laki-laki, dan kecintaan mereka terhadap bunga ini di buktikan dengan keseriusan menanam dan memelihara tumbuhan yang termasuk kedalam famili Orchidaceae ini.

Sayangnya masih banyak mereka yang belum cukup mengenal anggrek, sehingga keinginan untuk memiliki justru membuat nasib anggrek berakhir merana dan tersiksa.(mj)

Read Full Post »